Mungkin tak banyak orang yang mengenalnya, mendengar namanya saja barangkali baru kali ini. Berbeda jika disebutkan nama Bima, ohhh! Langsung ngeh, terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat! Dompu juga terletak di provinsi dengan ibukota Mataram itu, meski berlainan pulau. Mataram di Pulau Lombok, Dompu dan Bima terletak di Sumbawa.
Dengan pesawat udara, Dompu dapat dicapai melalui Bandara Internasional Lombok(BIL) yang baru di Praya, lalu menempuh perjalanan darat sehingga tiba di tepi laut, menyeberangi selat antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, lanjut menyusuri liku berkelok dan bergelombang, cukup mengocok perut tapi bukan sebab lelucon, total memakan waktu lebih kurang dua belas jam. Tenang! Tak mesti harus selama itu! :D
Alternatif rute tempuh lebih dekat bisa melalui Bima. Jarak Dompu dari Bima hanya terpisah kurang lebih dua jam dengan perjalanan darat yang lebih nyaman dari rute pertama. Tentu sebelumnya tetap lebih dulu naik pesawat udara! Bisa langsung dari Jakarta, atau transit di Denpasar, juga bisa di Praya. Pesawat perintis akan menerbangkan lebih kurang satu jam dari Denpasar, menyeberangi Selat Lombok, sejenak mengudara di atas pulau yang terkenal dengan Ayam Taliwang-nya yang pedas nian, lalu melintasi lagi Selat Alas yang memisahkan Pulau Lombok dengan Pulau Sumbawa, hingga terlihat Gunung Tambora!
Menjelang mendarat di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin, lihatlah keluar jendela pesawat! Hamparan tambak garam luas berkilau diterpa sinar mentari, memantulkan kristal-kristal asin yang menghidupi banyak petani, dikelilingi bukit menyambut di kanan dan kiri bandar udara perintis di kota yang dikelilingi lautan.
Setelah tiba di Bima, keluar dari bandara, jangan lupa mampir warung makan di sepanjang sisi jalan, menjajakan masakan khas Bandeng Presto yang gemuk, gurih, dan lezat! ;p~ Nyam! Kriukkk! Pengalaman memalukan yang tak terlupakan adalah ketika keluar dari bandara, melihat hewan bertanduk, spontan memekik: ANOA!!! Ternyata tanduk kerbau di Nusa Tenggara memang berbeda dengan saudaranya dari Jawa! ^^; Terdapat spesies kerbau rawa atau kerbau lumpur yang disebut dengan Sahe. Pulau Sumbawa memang kaya ragam plasma nutfah yang menarik untuk dilakukan penelitian lebih mendalam.
Menemani makan, dikisahkan dongeng asal mula kota Bima. Bima, sesuai namanya, konon didirikan oleh Sang Bima, salah satu dari lima saudara Pandawa dalam kisah wayang Mahabharata. Maharaja Pandu Dewanata punya lima putera bernama Dharmawangsa, Sang Bima, Sang Arjuna, Sang Kula, serta Sang Dewa. Sang Bima berlayar jauh ke arah timur hingga terdampar di Pulau Satonda, kini terletak di Kecamatan Sanggar. Daerah Bima kala itu terpecah dalam kelompok-kelompok yang disebut dengan Ncuhi. Terdapat lima Ncuhi, yakni Ncuhi Dara di Bima Tengah, Ncuhi Parewa di Bima Selatan, Ncuhi Padolo di Bima Barat, Ncuhi Banggapupa di Bima Utara, dan Ncuhi Dorowani di Bima Timur, dipimpin oleh Ncuhi Dara. Setelah datang Sang Bima, kelimanya disatukan menjadi satu kerajaan yang dinamakan Kerajaan Bima. Sang Bima jadi raja pertama bergelar Sangaji.
Setelah kenyang makan dan mampir shalat, selanjutnya kita bisa melanjutkan perjalanan dengan bus antarkota rute pulang pergi dari Bima ke Dompu. Saat melewati hutan suaka di Mada Pangga, jangan lupa melambai pada kera-kera yang berkeliaran dengan bebas di tepi jalan. Tibalah kita di kabupaten kecil yang asri, tenang, dan nyaman, namun sejatinya menyimpan guratan kisah sejarah dari sebuah negeri yang hilang…
Daerah Dompu terkenal sebagai penghasil susu kuda liar serta madu. Ya, benar! Susu kuda liar yang itu! :D
Maka, jika Anda sudah melihat tugu sepasang patung kuda…